Senin, 19 Desember 2011

TANAMAN MELON TERNYATA BISA JADI TANAMAN HIAS..





FYANWIWIET
BAHAN : POLYBAG, MEDIA TANAM, BIJI MELON (SISA MAKAN)

Rabu, 14 Desember 2011

SIFAT KIMIA TANAH

HASIL DAN ANALISIS


Jenis tanah
pH H2O
pH KCl
pH NaF
KL %
BO %
KPK %
H+  me%
Al-dd me%
N-tsd %
P-tsd
%
K
me%
Na
me%
Ca
me%
Mg
me%
Mn
me%
Fe
me%
Regosol
6.0
5.8
8.0
12.9
2.65
2.58
0.14
0.07
0,39
4.61
1.06
0.14
0.54
0.32
2.5
3.8
Vertisol
7.5
6.5
8.5
9.28
3,67
18,56
0.102
0.17
0,38
13.1
0.21
0.49
3.69
0.31
2.3
3.11
Latosol
4.8
4.5
8.0
49.9
7.59
0.76
0.16
0.03
0.14
1.81
0.3
0.09
0.53
0.18
2.21
3.41
Andisol
5.0
1.5
11.2
39.86
15.35
6.83
0.3
0.8
0.04
0.54
0.5
0.17
0.117
0.225
90.2
63.44
Tabel 1. Hasil Analisis Sifat Kimia Regosol, Vertisol, Latosol, Andisol.

Pembuatan larutan asam giberellin.


Sunerellin yang digunakan dalam penelitian ini adalah sunerellin 10% yang berarti mempunyai kandungan aktif asam giberilat sebesar 10%. Penggunaannya adalah dengan mencampurkan serbuk sunerellin yang telah ditimbang ke dalam alkohol 90% dan kocok sampai larut, kemudian dicampur dengan aquades sesuai konsentrasi perlakuan. Adapun kebutuhan sunerellin yang mengandung giberellin 10% adalah sebagai berikut:
                     1
1 ppm = ------------
              1.000.000


Dengan volume pelarut yang beda dan sunerellin yang sama akan di dapat larutan Giberellin dengan konsentrasi yang diinginkan:
0 ppm              = 0 ml/ l
100 ppm          = 1 g sunerellin dilarutkan dalam quades 1000 ml
150 ppm          = 1 g sunerellin dilarutkan dalam aquades 666,67 ml

Kamis, 08 Desember 2011

MOLIBDENUM BAGI TANAMAN


Tugas budidaya tanaman semusim
Disusun oleh:
Sofyan wiwet santiko  (132060015)

Jurusan agronomi
Fakultas pertanian
Universitas pembangunan nasional “veteran”
Jogjakarta
2008



Molibdenum (mo)
 Molibden (Mo)
Molibdenum diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung  Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS), powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat.
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun  menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
Kekurangan unsur hara Molibden (Mo)
a.       Bintik-bintik kuning diantara tulang daur pada daun lebih tua terlebih dahulu. Diikuiti dengan terbentuknya warna coklat pada pinggiran daun.
b.      Secara umum daun-daun mengalami perubahan, kadang-kadang mengalami pengkerutan terlebih dahulu sebelum mengering dan mati. Mati pucuk (die back) biasa pula terjadi pada tanaman yang kekurangan unsur hara Mo
c.       Pertumbuhan tanaman tidak normal, terutama pada tanaman sayuran. Daun keriput dan mengering.

Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mo O4-

Fungsi unsur hara Molibdenum (Mo) bagi tanaman ialah:
a. Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa
b. Sebagai katalisator dalam mereduksi N
c. Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran
Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk Mo S2
Fungsi : Merupakan anasir dari enzim nitrit reduktase (reduksi nitrit menjadi ammonia yang selanjutnya menjadi asam amino)
                                           nitrit
     NO3 (nitrit)                    Reduktase               NH3                                   Almino acida

Bila kekurangan Mo mengalami NO3 sehingga defisiensi N terjadi karena translokasi N selanjutnya terhambat.  Jadi tanaman tidak mengalami reduksi nitrat bila tidak ada Molibdenum (Mo)
Pada tanaman –tanaman legum Mo juga dibutuhkan untuk penyematan N yaitu sebagai anasir dari enzim nitrogenase. Tidak  hanya pada legume tetapi juga pada mikroorganisme bebas  yang mampu penyematan .
Gejala – Gejala Defisiensi:
Gejala defisiensi sangat berbeda antara jenis – jenis tanaman misalnya pada tanaman- tanaman legum Nampak sebagai klorosis yang serupa dengan gejala defisiensi N. Pada tanaman citrus gejala defisiensi Mo adalah apa yang dinamakan clorotic Spotting (bercak-bercak klorosis) pada daun juga disebut yellow spot (bercak kuning)
Tanaman Craciferae gejala defisiensi Mo ditandai dengan bentuk daun seperti ekor cambuk (whitpoil) karena umumnya lebar daun menurun sehingga tampak memanjang sperti ekor cambuk. Pembentukan bunga juga terhambat pada tanaman yang kekurangan Mo.
Konsentrasi :
*      Pada daun jeruk : defisiensi bila 0,031 – 0,83 ppm. Atau 81 -83 ppb, kecukupan 59 - 88 ppb
*      Untuk daun alfalfa pada tahap flowering maka daun yang diambil mempunyai efiisensi bila lebih kecil dari 0,08 ppm, cukup bila lebih besar dari 0,3 ppm.
Secara keseluruhan untuk tanaman, konsentrasi yang menunjukan gejala defisiensi adalah dibawah 0,1 ppm, sedang mengenai keracunan/kelebihan Mo jarang ditemukan pada kondisi lapangan dan umunya tanaman dapat topleran terhadap konsentrasi yang tinggi
Untuk tanaman tomat dalam kultur larutan, gejala keracunan nampaknya  seperti intense golden yellow colour ( berwarna kuning keemasan pada daun ) dan konsentrasinya pada 1000 – 2000 ppm. Yang sering ditemukan keracunan Mo adalah ternak ruminansia yang disebut Molibdinosis

Jumat, 25 November 2011

JALAN-JALAN TUGAS BUDIDAYA KOPI

FYAN WIWIET

           Budidaya tanaman kopi yang ada di desa Cangkringan, kecamatan Pakem, kabupaten Sleman, Yogyakarta yang di tanam oleh petani dan sebuah proyek adalah jenis kopi arabika dan kopi robusta. Mula penanaman kopi pada tahun 1902 dan luas penanaman 300ha. Di desa cangkringan bagus buat penanaman kopi arabika dan kopi robusta, selain kopi arabika dan kopi robust ternyata di daerah cangkringan cocok buat menanam Sengon dan lamtoro, tetapi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi adalah kopi sehingga petani lebih suka menanam kopi. Pohon pete ternyata tidak baik di tanam di daerah tersebut. Varietas kopi arabika yang di tanam di daerah cangkringan 795.  Produksi kopi arabika 10-15 kuwintal/ ha, 1 kg kopi kering termasuk 6 kg kopi basah.

 BIOLOGI TANAMAN KOPI
Sistem Percabangan
Kopi (Coffea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan mencapai tinggi 12 m. daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Kopi mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain. tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda.
Sistem Perakaran
Meskipun kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya mempunyai perakaran yang dangkal. Oleh karena itu tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di daerah perakarannya tidak di beri mulsa.
Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Tetapi akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari bibit stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah.
Bunga dan Buah
Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun. Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau cabang reproduksi. Tetapi bunga yang keluar dari kedua tempat tersebut biasanya tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya terbatas, dan hanya dihasilkan oleh tanaman-tanaman yang masih sangat muda. Bunga yang jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal dari kuncup-kuncup sekunder dan reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup bunga. Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan bergerombol

 EKOLOGI KOPI
 Syarat iklim
 Kopi dapat tumbuh pada  berbagai berbagai kondisi lingkungan tetapiuntuk mencapai hasil optimal memerlukan persyaratan tertentu. Zona terbaik pertumbuhan kopi adalah antara 20° Lintang Utara dan 20° Lintang Selatan. Oleh karena itu produsen kopi dunia adalah negara-negara yang terletak pada wilayah tersebut. Indonesia yang terletak pada zona 5° LU dan 10° LS secara potensial merupakan daerah kopi yang baik. Sebagian besar daerah kopi di Indonesia terletak antara 0°- 10° LS (Sumatera Selatan, Lampung, Bali, Sulawesi Selatan) dan sebagian kecil antara 0°-5° LU (Aceh dan Sumatera Utara)
Unsur iklim yang banyak berpengaruh terhadap budidaya kopi adalah (tinggi tempat), temperature, dan tipe curah hujan. Elevasi dan temperatur mempunyai hubungan satu dengan yang lain. Temperature rata – rata tahunan indonesia pada ketinggian permukaan laut adalah      ± 26 °C dan turun ± 0,6 °C setiap naik 100 m

Kondisi Tanah
Kondisi tanah yang mencakup struktur, tekstur, dan topografi tanah sangat mempengaruhi kualitas pertumbuhan tanaman kopi. Tanaman kopi menurut persyaratan yang satu pihak cukup berpori sehingga memungkinkan air mengalir kedalam tanah (drainase) secara bebas, tetapi di pihak lain harus dapat menahan cukup air. Karenanya, tanaman kopi tidak cocok untuk ditanam ditanah yang terlalu lekat karena terlalu banyak air, sebaliknya tidak pula cocok untuk ditanam ditanah berpasir krena terlalu berpori (porous. Tanah liat medium agaknya merupakan tanah ideal bagi tumbuhnya tanaman kopi. Kedalaman tanah juga perlu diperhatikan, karena hal ini akan menjamin tersedianya cukup air. Dianjurkan bahwa penanaman kopi dilakukan pada tanah yang kedalaman minimum 1,8 m³. karena pada tanaman kopi mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dan memperluas system akarnya, tanah yang dalam akan dapat memberi bahan –bahan makanan (nutrein) derajat keasaman juga perlu diperhatikan. Tanaman kopi akan tumbuh dengan baik pada tanah yang agak asam, idealnya pada derajat keasaman pH 6.
Kadar humus juga juga sangat berpengaruh terhadap pertumbnuhan tanaman kopi. Lapisan atas tanah yang kaya akan bahan organic sebagaimana terdapat dibawah pohon dihutan  yang sangat baik bagi pertumbuhannya. Tanah dilereng-lereng disepanjang disertai upaya-upaya untuk mencegah  erosi. Derajat kemiringan lereng tadi sebaiknya tidak lebih 25-30°
 Zona Tanaman Kopi
Karena pentingnya zona agro-ekologis bagi pertumbuhan tanaman, maka masalah ini telah mendapat perhatian luas dari badan internasional seperti FAO. Karena, FAO telah membentuk suatu proyek yang disebut “ agro-ecological zones project” yang bertugas membuat penilaian tentang persyaratan – persyaratan ekologis beberapa tanaman penting berdasarkan dua kriteria, yaitu  (i) suhu udara; (ii) lamanya masa pertumbuhan.  
Kopi Arabika (Coffea arabica)
Beberapa sifat penting Kopi Arabika :
  • Daerah yang ketinggiannya antara 700-1700 m dpl dan suhu 16-20° C.
  • Daerah yang iklimnya kering atau bulan kering 3 bulan/tahun secara berturut-turut, yang sesekali mendapat hujan kiriman.
  • Umumnya peka terhadap serangan penyakit HV, terutama bila ditanam di dataran rendah atau kurang dari 500 m dpl.
·         Rata-rata produksi sedang(4,5-5ku kopi beras/ha/th), tetapi mempunyai harga dan kualitas yang relatif lebih tinggi dari kopi lainnya. Bila dikelola secara intensif produksinya bisa mencapai 15-20 ku/ha/th. Rendemen ± 18%.
  • Umumnya berbuah sekali dalam setahun.
Beberapa varietas kopi yang termasuk kopi arabika dan banyak diusahakan di Indonesia antara lain; Abesinia, Pasumah, Marago Type dan Congensis. Masing-masing varietas tersebut mempunyai sifat agak berbeda dengan yang lainnya.
Tabel I. Jenis-Jenis Kopi yang termasuk Golongan Arabika :
Jenis
Keterangan
Abesinia
Bentuk pohon lebih kekar, bisa ditanam di dataran yang lebih rendah, lebih resisten terhadap penyakit HV.
Pasumah
Bentuk pohon lebih kekar, agak resisten terhadap penyakit HV.
Margo Type
Ukuran buah lebih besar dan kualitas lebih baik.
Congensis
Biji berukuran sangat kecil, kurang produktif tetapi resisten terhadap penyakit HV.

Kopi Robusta (Coffea Robusta)
 Beberapa sifat penting kopi robusta :
  • Resisten terhadap penyakit HV
  • Tumbuh pada ketinggian 400-700 m dpl, tetapi masih toleran pada ketinggian kurang dari 400 m dpl, dengan temperatur 21-24° C
  • Daerah yang bulan kering 3-4 bulan secara berturut-turut, dengan 3-4 kali hujan kiriman
  • Produksi lebih tinggi daripada kopi arabika dan liberika (rata-rata ± 9 – 13 ku kopi beras/ha/th). Dan bila dikelola secara intensif bisa berproduksi 20 ku/ha/th.
  • Kualitas buah lebih rendah daripada kopi arabika, tetapi lebih tinggi daripada kopi liberica.
  • Rendemen ± 22 %
Beberapa varietas yang termasuk kopi robusta antara lain Quillou, Uganda, dan Chanephora dengan sifat-sifat seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Beberapa Jenis Kopi Robusta dan Sifat-sifatnya
Varietas
Sifat
Quillou


Uganda


Canephora
  • Pohon tegap, cabang primer panjang dengan arah pertumbuhan mendatar dan ujung agak melengkung ke bawah
  • Daun agak sempit dan panjang dengan permukaan berombak
  • Buah matang berwarna merah jernih dan bergaris
  • Produksi tinggi pada tahun-tahun pertama, tetapi setelah itu menurun cepat
  • Contoh klon yang baik : Quill 121
  • Cabang primer lemah, dengan bagian ujung agak melengkung ke atas seperti membentuk huruf S, bisa tahan lama
  • Daun kecil an sempit, helaiannya agak menutup, permukaan berombak
  • Buah mudah rontok dan mudah terserang hama bubuk
  • Sesuai untuk dataran tinggi (> 500 m dpl)
  • Contoh klon yang baik : Ugn 1, Ugn 2, Ugn 3-02, Ugn 2-08
  • Pohon banyak mengeluarkan cabang reproduksi
  • Daun sempit dengan permukaan berombak. Daun muda berwarna coklat-kemerahan
  • Buah muda berwarna coklat-kemerahan
  • Mudah terserang HV
  • Bersifat self steril, sehingga harus dicampur dengan klon lain
  • Contoh klon yang baik : BP 39, BP 42, SA 13, SA 34, SA 56, BGN 300, BGN 471