Kamis, 21 Juli 2011

Cara Tanam Medinilla Maghnifica (Parijoto) Versi Fyan Wiwiwet

Cara Pembibitan Medinilla Magnifica (Parijoto) Di Yogyakarta
Versi Fyan Wiwiet

Medinilla Magnifica (Parijoto) adalah tanaman liar yang dijumpai di pegunungan atau daerah ketinggian 900 - 2300 dpl.  biasanya dipanggil dengan nama "parijoto".
Manfaat parijoto adalah obat diare dan sariawan. karena mengandung zat kimia kardenolin, soponin, flavanoid dan tanin
buah parijoto berbentuk ulat, berwarna merah keungu-unguan dan berbuah pada bulan maret- mei, berdaun tunggal ukuran sekitar 20 cm.
Tanaman khas yang tumbuh melimpah ruah di pegunungan  itu, konon memiliki mitos yang turun temurun sejak dahulu kala. “Dari mbah-mbah kita dulu, katanya kalau dimakan ibu hamil nanti anaknya yang lahir akan menjadi ganteng jika laki-laki, dan ayu jika perempuan”.

Tetapi jangan berkecil hati, saya pernah membibitkan di kost di daerah yogyakarta dengan ketinggian tempat kurang lebih 110 dpl.

cara pembibitan Medinilla magnifica
  • ambil buah parijoto yang sudah masak (berwarna hitam). 
  • Kemudian dibelah jadi dua , lalu ambil biji tersebut (seperti buah kersen atau talok)
  • ditabur di kertas putih, dikeringkan/ diangin - anginkan (bertujuan Pematahan Dormansi)
  • Setelah dikeringkan, kemudian taburkan ke media semai yang telah disiapkan 
  • Terdiri dari arang sekam: tanah : pupuk (1:1:1)
  • Kemudian disemprot dengan auksin sintetik (Atonik)
Bukti pembibitan Medinilla Magnifica Versi Fyan Wiwiet 

Medinilla umur 5 hari



Medinilla umur 10 hari




Tanaman Medinilla siap dijual 

























CARA PERKECAMBAHKAN CARICA DIENG DI YOGYAKARTA


Oleh :

SOFYAN WIWIET SANTIKO
132060015/PA

2011

PENELITIAN CARICA DIENG DI YOGYAKARTA
OLEH :FYAN WIWIET 



PELAKSANAAN PENELITIAN

 a. Persiapan Media

Menyiapkan  tanah,  pupuk  kandang  sapi,kambing dan ayam. Mengisi kantong plastik dengan media sesuai dengan perlakuan. Pupuk kandang sapi, kambing dan ayam dengan cara membeli.
b.   Persiapan Benih

Benih yang digunakan adalah biji berasal dari buah yang telah tua atau masak aktual di pohon. Buah dibelah, benih diambil biji yang terletak  di  bagian  tengah  buah.  Biji  untuk  benih  dibersihkan  dari lapisan  tipisn  dengan  menggunakaabu  dapur,  kemudian  dicuci, setelah itu dikeringkan selama 2 hari di bawah sinar matahari.
c Persiapan dan Perendaman dalam Atonik

Atonik    ml   diencerka denga aquade hingg volume mencapai 1 L, kemudian digojog hingga homogen, setelah itu biji yang telah kering (setelah 2 hari) direndam dalam larutan atonik sesuai perlakuan.
d.   Penyemaian
Biji setelah direndam atonik disemai pada polybag yang telah diisi media semai sesuai perlakuan, kemudian media semai dilubangi sedalam 1 cm kemudian dimasukkan 2 biji yang sudah direndam atonik.

Cara Perkecambahkan carica Dieng Versi Fyan wiwiet ;
Biji yang sudah direndam atonik selama 2 jam di tiriskan kemudian biji tersebut dimasukkan ke dalam media tanam (tanah + pupuk) kemudian disiram setiap pagi dan sore. kalau biji carica saya selama 2 minggu atau kurang lebih 14 hari. kemudian muncul perkecambahan pertama dan terus muncul perkecambahan yang berikutnya (dormbansi yang lumbayan lama) 
Daun tanaman carica dieng berbeda dengan Pepaya Biasa.


 BUKTI FOTO DILAKUKAN DI KOST DI WILAYAH CONDONG CATUR
YOGYAKARTA








Rabu, 20 Juli 2011

CONTOH SINOPSIS JUDUL PENELITIAN

CONTOH SINOPSIS

EFEKTIVITAS AIR KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN  SANSEVIERIA DAN PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM







Disusun Oleh:
SOFYAN WIWIET SANTIKO
No.MHS: 132060015/PA

JURUSAN AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2010
 
1. Judul      :”EFEKTIVITAS AIR KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN  SANSEVIERIA DAN PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM

2. Latar Belakang     :
    Kebanyakan orang awam mengenal Sansevieria dengan melihat karakter daunnya yang tebal, berair dan tumbuh tegak. Sansevieria di  Indonesia mendapat julukan lidah mertua (Mother in Lauws Tongue). Beberapa kultifar Sansevieria memiliki daun bercorak seperti ular, sehingga orang mudah mengenal dan menamakannya tanaman ular-ularan (Snake Plant) (Purwanto, 2006).
       Sansevieria adalah sukulen berkayu yang seluruh bagian tanaman mampu menyimpan air dalam jumlah banyak. Habitat asli Sansevieria adalah daerah tropis yang kering dan mempunyai iklim gurun yang panas. Sansevieria juga tumbuh di pegunungan yang tandus dan gurun pasir yang gersang. Keadaan ini menunjukkan Sansevieria dapat bertahan di lingkungan  yang sangat ekstrim kering selama beberapa tahun, seperti di beberapa kepulauan Afrika yang memiliki curah hujan sangat rendah dan bulan hujan sangat pendek. Selain itu, Sansevieria tahan terhadap temperatur dan pencahayaan rendah. Dari spesies ini dapat ditemukan sub spesies dan kultifar yang menarik untuk tanaman hias.
              Sansevieria memiliki keunggulan yang jarang ditemui pada tanaman lain, diantaranya sangat resisten terhadap polutan dan bahkan mampu menyerap polutan tersebut. Hal itu dikarenakan Sansevieria mengandung  bahan aktif pregnane glikosid yang mampu mereduksi polutan menjadi asam
organik, gula dan beberapa senyawa asam amino. Sansevieria sangat bagus diletakkan di dalam ruangan, baik di rumah ataupun di kantor-kantor, maupun dijadikan penghias tanaman di jalan-jalan yang lalu lintasnya padat sebagai antipolutan. Beberapa jenis Sansevieria dimanfaatkan untuk diambil seratnya sebagai bahan baku tekstil, terutama di negara Cina dan New Zealand. Sementara di Afrika, Sansevieria dimanfaatkan getahnya sebagai antiracun ular dan serangga (Purwanto, 2006).
            Kebutuhan unsur-unsur hara mineral dapat diperoleh dari pupuk selain  itu juga dapat diperoleh dengan memanfaatkan limbah atau bahan yang sudah tidak dapat bermanfaat lagi. Salah satunya dengan memanfaatkan limbah dari kecambah biji kacang hijau yaitu berupa kulitnya yang biasanya oleh para pedagang dibuang dan tidak dimanfaatkan lagi. Untuk memanfaatkannya maka terlebih dahulu membuat sendiri ekstrak dari kulit biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) tersebut agar penyerapan oleh tanaman lebih cepat dan mudah. Menurut Astawan (2004) biji kacang hijau terdiri dari 3 bagian yaitu 10% kulit, 88% kotiledon dan 2% lembaga. Dalam kulit biji kacang hijau tiap100 gr mengandung 12,5 mg kalsium (Ca), 32 mg fosfor (P) dan masih banyak kandungan mineral yang lain.
            Penyiraman Sansevieria ini dapat menggunakan air ledeng dan air sumur. Selain itu air kelapa juga dapat dimanfaatkan untuk penyiraman, karena menurut Suhardiman (1991) air kelapa selain mengandung kalori, protein dan mineral juga mengandung zat sitokinin yang dapat menumbuhkan mata / tunas yang masih tidur pada beberapa tumbuhan tertentu, misalnya siraman air kelapa pada anggrek. Air kelapa merupakan bahan yang dapat memberikan pengaruh yang baik jika diberikan pada suatu tanaman.
           Sedangkan menurut Dwidjoseputro (1994) fosfor dan kinetin juga  merupakan kandungan yang terdapat pada air kelapa. Zat tersebut mempergiat pembelahan sel dan mempunyai pengaruh terhadap perkecambahan dan pertumbuhan diantaranya perkecambahan dan pertumbuhan tunas dan akar.
B. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah bertujuan agar persoalan yang akan diteliti lebih jelas serta terhindar dari penafsiran yang berbeda-beda. Oleh karena itu
   penelitian ini hanya dibatasi oleh masalah sebagai berikut:
1. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah air kelapa muda yang      diperoleh di pasar . Media tanam yang digunakan media arang sekam dan media     pakis.
   2. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah pertumbuhan Sansivieria         trifasciata.
3.    Parameter dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi tanaman dan  jumlah daun dengan anakan yang seragam.
C. Identifikasi Masalah
            Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.    Bagaimana efektivitas penyiraman air kelapa terhadap pertumbuhan tanaman Sansevieria trifasciata?
2.    Bagimanakah pengaruh interaksi penyiraman (air kelapa ) dengan media tanam yang berbeda (arang sekam, pasir) terhadap pertumbuhan  tanaman hias Sansevieria trifasciata?
3. Komposisi media tanam manakah yang paling sesuai untuk pertumbuhan anakan             sansevieria?
D. Tujuan Penelitian
           Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas air kelapa terhadap pertumbuhan tanaman Sansevieria trifasciata pada Media tanam yang berbeda.
E. Manfaat Penelitian
            Dari penelitian ini, dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
   1. Memberikan masukan bagi peneliti yang lain untuk mendukung penelitian lain yang     sejenis.
   2. Hasil penelitian ini diharapkan pada akhirnya dapat memberikan manfaat mengenai     budidaya     Sansevieria trifasciata.
F. Hipotesis
         Diduga komposisi media tanam pasir + arang sekam + pupuk kandang dengan perbandingan 1: 1: 1 dan pemberian dosis air kelapa 150 cc/lt dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman sansevieria








3. Tinjauan Pustaka    :
  a. Tanaman Sansevieria:
Kingdom     : Plantae
Divisi        : Spermatophyta
Subdivisi    : Angiospermae
Klas        : Monocotyledoneae
Ordo        : Liliales
Famili        : Agaveceae
Genus        : Sansevieria
Spesies    : Sansevieria trifasciata
    Sansevieria dapat diperbanyak secara generatif dengan perkawinan bunga untuk mendapatkan hybrid baru tetapi memerlukan waktu yang lama dalam pembungaan dan pemasakan biji. Selain itu, perbanyakan dapat pula dilakukan secara vegetatif, cara ini yang sering banyak dilakukan. Diantaranya adalah dengan pisah anakan, stek daun, potong pucuk, cacah daun, cabut pucuk, stek rimpang, dan kultur jaringan.
1. Pisah anakan merupakan cara konvensional. Anakan dipisah setelah 2-4 bulan. Pada     bagian yang terpotong diolesi fungisida dan zat perangsang akar, setelah ditanam di     tempat    yang    teduh
2. Stek daun dapat dilakukan pada daun yang tua. Stek daun mampu menghasilkan     anakan yang berbeda dengan induknya. Pada jenis sansevieria yang memiliki     kombinasi warna kuning dan hijau, perbanyakan stek daun umumnya menghasilkan     anakan berdaun hijau. Daun dipotong 5-10 cm yang dicelupkan kedalam zat     perangsang akar, ditanam 1-1,5 cm disiram dan ditempatkan di tempat teduh.   
3. Potong pucuk untuk sansevieria berdaun pendek dengan daun minimal 12 daun,     dengan memotong pucuk minimal 3-4 daun dan dijaga agar daun satu dengan lainnya     tetap melekat, dioles fungisida dan zat perangsang akar kemudian ditanam, disimpan     ditempat yang teduh. Selang 1 bulan akan keluar 2-3 anakan.
4. Cacah daun dilakukan dengan cara memotong-motong daun sansevieria dalam ukuran     kecil yaitu 5 cm dan jumlah yang banyak. Bagian daun mulai dari ujung sampai ke     pangkal digunakan untuk perbanyakan. Setelah memiliki 3 daun, anakan siap dipisah
5. Teknik cabut pucuk cocok untuk sansevieria berdaun renggang. Caranya dengan     mencabut daun termuda dengan menggunakan tangan, 1 bulan akan keluar 1-3 anakan
        b. Air Kelapa    :
    Air kelapa sebagai cadangan makanan yang mengandung vitamin dan zat tumbuh, sehingga dapat menstimulir perkecambahan. Air kelapa mengandung zat atau bahan seperti; vitamin, asam amino, asam nukleat fosfor, dan zat tumbuh auksin dan asam giberelat. Yang berfungsi sebagai penstimulir dalam proliferasi jaringan, memperlancar metabolisme dan respirasi. Oleh karena itu air kelapa mempunyai kemampuan besar untuk mendorong pembelahan sel dan proses deferensiasi. Konsentrasi optimum air kelapa yang diberikan 15% (Tulecke et al, 1960).
          Air kelapa merupakan salah satu produk tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesuburan dan pertumbuhan tanaman. Menurut Dwijoseputro (1994) air kelapa selain mengandung mineral juga mengandung sitokinin, fosfor dan kinetin yang berfungsi mempergiat pembelahan sel serta pertumbuhan tunas dan akar. Selama ini air kelapa banyak digunakan di laboratorium sebagai nutrisi tambahan di dalam media kultur jaringan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) di UP Los Baños, menujukkan bahwa air kelapa
kaya akan potasium (kalium) hingga 17 %. Mineral lainnya antara lain Natrium (Na), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Ferum (Fe), Cuprum (Cu), Fosfor (P) dan
Sulfur (S). Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6%, protein 0,07 hingga 0,55 % dan mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotina, asam pantotenal, asam folat, niacin,riboflavin dan thiamin. Terdapat pula 2 hormon alami yaitu auksin dan sitokinin sebagai pendukung pembelahan sel embrio kelapa.
            c. Media arang sekam
     Pembuatan arang sekam dapat  dilakukan dengan berbagai cara, drum statis. Caranya drum statis diisi penuh dengan sekam kering, kemudian ditutup dan dipasang cerobong asap. Proses selanjutnya adalah menyemprotkan minyak tanah pada lapisan sekam paling atas kemudian dibakar. Pembakaran sekam dimulai dari lapisan paling atas dan sekam yang telah menjadi bara api akan merembetkan api kelapisan bawah. Cara ini membutuhkan waktu 2-3 jam dengan hasil sekam yang tidak terbakar kurang dari 1% dan kadar abu 5   %
            d. Pasir
            Pasir merupakan media tanam yang sangat porous. Sifat pasir  yang memiliki rongga-rongga halus membuat pasir menjadi ringan dan sangat porous. Pasir  juga mampu “memegang” tanaman dengan baik, sehingga menjadi pilihan utama bagi pekebun dan hobiis tanaman yang menyukai iklim dan media tanam kering seperti Adenium, Euphorbia dan Sansevieria.
Pasir sering digunakan sebagai media tanam pengganti fungsi tanah. Sejauh ini pasir masih dianggap memadai dan sesuai jika digunakan media untuk penyemaian benih. Sifatnya yang kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman dan perakaran bibit tanaman yang cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Selain itu keunggulan media tanam pasir adalah mudah di dapat dan meningkatkan aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam. Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro), sehingga pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Karena butiran pasir yang mudah terlepas dan mudah terkikis oleh air sehingga media pasir lebih membutuhkan perawatan dan pemupukan intensif, hal tersebut menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam tunggal. Penggunaan pasir sebagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran lain seperti kerikil, batu-batuan atau bahan organikyang disesuaikan dengan jenis tanaman.
4.  Bahan dan Metode:
     a. Bahan :
    Sansevieria trifasciata, pupuk kompos, fungisida 3G Benlate, insektisida Decis 2,5 EC dan Furadan 3G,  air kelapa, Media tanam, pupuk organik
     b. Alat:
    Meteran, timbangan, Polybag , pisau, ember, dan gembor.   
     c. Metode Penelitian:
    Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak  Lengkap (RAL) 2 faktor dengan 3 ulangan.
Faktor pertama adalah dosis air kelapa dengan simbol ( P ) yang terdiri atas 4 aras yaitu :
    P1 = Perlakuan air kelapa 0 cc/l
    P2 = Perlakuan air kelapa 50 cc/l
    P3 = Perlakuan air kelapa 100 cc/l
    P4 = Perlakuan air kelapa 150 cc/l
Faktor kedua adalah jenis media tanam dengan simbol ( M )  terdiri atas 3 aras yaitu :
    M1 =  Pasir : arang sekam : pupuk kandang 1: 1: 1
    M2 =  Pasir  : arang sekam : pupuk kandang 1 : 2 : 1
    M3=  Pasir : arang sekam : pupuk kandang 2 : 1 : 1
Setiap unit percobaan masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Jadi, terdapat 12 kombinasi perlakuan dan tiap unit percobaan terdiri atas 8 tanaman, sehingga jumlah seluruhnya ada 12 x 3 x 8 = 288 tanaman.
5. Daftar Pustaka    :
    Lingga. L. 2005. Panduan praktis buddaya Sansevieria. Agromedia Pustaka. Jakarta.
    Purwanto, A. W. 2006. Sansevieria Flora Cantik Penyerap Racun. Kanisius.         Yogyakarta.
    Rismunandar, 1990. Pengetahuan Dasar Tentang Perabukan. Sinar Baru. Bandung
    Marsono dan Paulus Sigit, 2002. Pupuk Akar, Jenis  Dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta
    Rukmana, R. 2000. Budidaya dan Prospek Usaha Tani. PT Kanisius. Yogyakarta
    www.toekangkeboen.com
    http://www.republika.co.id

EKOLOGI DAN BIOLOGI TANAMAN KELAPA

Biologi dan ekologi tanaman kelapa
Disusun oleh:

Sofyan wiwet santiko  (132060015)



UPN
Jurusan agronomi
Fakultas pertanian
Universitas pembangunan nasional “veteran”
Jogjakarta
2008







PENDAHULUAN
Kelapa merupakan tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Ada dua pendapat mengenai asal usul kelapa yaitu dari Amerika Selatan menurut D.F. Cook, Van Martius Beccari dan Thor Herjerdahl dan dari Asia atau Indo Pasific menurut Berry, Werth, Mearil, Mayurathan, Lepesma, dan Pureseglove. Kata coco pertama kali digunakan oleh Vasco da Gama, atau dapat juga disebut Nux Indica, al djanz al kindi, ganz-ganz, nargil, narlie, tenga, temuai, coconut, dan pohon kehidupan
Kelapa (Cocos nucifera) adalah salah satu jenis tanaman dari famili palma yang menghasilkan minyak nabati yang dapat dimakan (edible oil). familia Palmae dibagi tiga: (1) Kelapa dalam dengan varietas viridis (kelapa hijau), rubescens (kelapa merah), Macrocorpu (kelapa kelabu), Sakarina (kelapa manis, (2) Kelapa genjah dengan varietas Eburnea (kelapa gading), varietas regia (kelapa raja), pumila (kelapa puyuh), pretiosa (kelapa raja malabar), dan (3) Kelapa hibrida  Selain dari kelapa sawit, minyak nabati juga dapat diperoleh dari tanaman kelapa, kacang kedelai, bunga matahari, kacang tanah, dan lainnya. Dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak dan lemak, kelapa sawit adalah tanaman yang produktifitas menghasilkan minyak tertinggi, dimana tanaman kelapa hanya menghasilkan sepertiga (700-1000 kg daging buah kelapa/ha) dari produksi kelapa sawit (2000/3000 kg TBS/ha)
            Kelapa dijuluki pohon kehidupan, karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan seperti berikut: (1) sabut: coir fiber, keset, sapu, matras, bahan pembuat spring bed; (2) tempurung: charcoal, carbon aktif dan kerajinan tangan; (3)daging buah: kopra, minyak kelapa, coconut cream, santan, kelapa parutan kering(desiccated coconut); (4) air kelapa: cuka, Nata de Coco; (5) batang klelapa: bahan bangunan untuk kerangka atau atap; (6) daun kelapa: Lidi untuk sapu, barang anyaman (dekorasi pesta atau Mayang); (7) nira kelapa: gula merah (kelapa)
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetik, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keuunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi dalam bidang kosmetik
BIOLOGI TANAMAN KELAPA
Ada beberapa hal yang perlu dibicarakan tentang perkecambahan dan pertumbuhan awal. Seleksi terhadap buah yang akan dikecambahkan merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan.
1.      Daun
Pada tanaman dewasa dapat mempunyai 30-55 daun pada mahkota dengan panjang kurang 6 meter. Pada bagian bawah agak cekung ke dalam, daun hampir datar atau cembung pada bagian atas. Daun yang segar beratnya 10-15 kg. pada kurang blebih 1,5 meter dari pangkal, daun tidak mempunyai anak daun. Pada daun terdapat 200 – 250 anak daun, panjang anak daun pada pangkal dan ujung adalah pendek sedangkan pada bagian pada bagian tengah dapat mencapai 90-125 cm
Daun berfungsi  sebagai alat fotosintesis dan trnaspirasi. Daun ini tersusun melingkar pada mahkota dan setiap 6 daun yang berurutan akan berada satu garis lurus.  
2.      Batang
Batang kelapa terbentuk bersamaan pembentukan daun. Batang kelapa juga nampak dengan jelas setelah berumur 3-5 tahun dan daun bagian bawah akan gugur. Batang ini tidak berkambium, sehingga tidak mempunyai pertumbuhan sekunder. Hal ini berakibat, sekali batang terbentuk, maka tidak membesar lagi
     Tanaman kelapa hanya memiliki satu buah titik tumbuh yaang terletak pada batang ujung batang, dan berukuran sangat keci, terdiri atas jaringan meristem apabila titik timbuh ini mempengaruhi pembelahan , maka batang akan mengalami dikotomisa menjadi dua cabang tetapi kejadian ini sangat jarang karena titik terletak pada ujung batang, maka pertumbuhan batang menuju atas, tinggi batang berkisar antara 20-30 meter, tetapi pernah dijumpai batang kelapa dengan tinggi 35,7 meter.
Kecepatan pertumbuhan batang dilihat pada jarak bekas-bekas pelepah daun pada batang. Jumlah daun yang terbentuk selama satu tahun adalah 12-14 buah
Child melaprkan bahwa elama 5-10 tahun setelah penanaman, kecepatan pertumbuhan batang adalah 1,50 meter per tahun dan pada umur 25 tahun hanya 0,50 meter per tahun
Besarnya lilit batang dapat dipakai sebagai salah satu parameter kesuburan tanaman. Besar lilit batang 120-180 meter, tetapi dapat dijuupai kelapa dala varietas laguna memiliki lilit batang 3,45 metr pada umur 15 meter
3.      Akar
Tanaman kelapa seprti tanaman monokotil yang lainya hanya mpunyai akar serabut. Akar serabut pertama pada pangkal batang, mendahului tumubuhnya daun yang pertama. setelah berkecambah selama 1 bulan, maka pada benih akan tumbuh akar pertama dengan panjang 5,8 cm, akar kedua dengan panjang 4,5 cm, akar ketiga , 2,8 cmd an akar keempat 2cm.pada bibit berumur  1tahun , mempunyai akar 25 buahdengan rata-rata 70cm
Tanaman kelapa, disamping mempunyai akar serabut yang berdiameter 0,5-1 cm, juga mempunyai akar rambut berdiametr 0,1 cm,berdidnding lunak, berbintil dan menyerap unsur hara dalam tanah jumlah akar pada pangkal batang bervariasi antara 4000-7000 buah. Kelapa dalam varietas laguna, pada umur 3 tahun akarnya mencapai panjang lebih 10 meter.
4.      Bunga
Tanaman kelapa merupakan tanaman berumah satu. Bunga betina dan rumah jantan terdapat malai
dan pada satu mancung (spathe). Bunga jantan terdapat pada ujung malai dan bunga betina terdapatr pada ujunng malai dan bunga betina terletak pada dasar malai
canoy de Guzman (1977) menghitung jumlah bunga jantandan bunga betina per tandan yakni 6200 untuk bunga jantan dan 15 untuk bunga betina. Bunga jantan membuka beberapa hari setelah mancung membuka dan tetap terbuka selama 1 hari. menurut  liyagerentang antara membukanya bunga jantan yang pertama dan terakhir dan terakhir adalah 18-22 hari.
Bunga betina mekar 3 minggu setelah mancung terbuka.  Tiap bunga mampu menerima polinasi dalam waktu maksimal 4 hari. Rentang weaktu antar bunga beeetina yang pertama dan terkhir adalah 6-15 hari.
Jumlah bunga betina pada tandan merupakan komponen produksi yang penting. Jatuhnya buah secara premature merupakan masalah serius pada perkebunan kelapa. Lebih dari 82% bunga betina gugur selama 6 minggu pertama.
Romero (1966) mengamati bahwa bunga betina tidak terbuahi ,akan gugur dalam waktu 15 hari setelah kepala putik tidak mampu dibuahi lagi
Manon dan pandalai (1958) melaporkan bahwa kepala yang yang berproduksi baik jumlah bunga  betina yang dihasilkan 396, sedangkan jumlah yang dihasilkan 120 per tahun atau 30,3%
Buah akan  masak 12 bulan setelah mancung terbuka. Oleh sebab itu apabila ingin memberikan perlakuan yang dirancang untuk mempengaruhi produksi, haruslah dilakukan paling tidak 45bulan sebelum memetik hasilnya
Ouverier dabn Ochs (1978) menyatakan bahwa proporsi buah kelapa hibrida (genjah kuning x kelapa dalam afrika barat ) sebagai berikut:

·         Sabut               :43,4%
·         Tempurung      :21,4%
·         Daging buah    :55,4%    
Sedangkan untuk kelapa dalam (varietas laguna ) proporsi komponen buah kelapanya adalah
·         Sabut:               4 1,7%
·         Trempurung     :28,4%
·         Daging buah    :29,7%
5.      Buah
         Buah beetina yangh telah dibuahi akan berkembang menjadi buah. Tingkat pertumbuhan buah maksimum dalam berat maupun volume Nampak pada bulan ketiga. Berat buah maksimum pada bulan ketujuh, sedangkan volume maksimum dicapai bulan kedelapan
         Tempurung terbentuk pada bulan ketiga dan mencapai berat maksimum pada bulan kesembilan. Daging buah dapat dinilai pada bulan ketujuh dan mencapai maksimum pada bulan kedua belas
         Pada bulan ketujuh saat berat buah maksimum mencapai berat sabut 62%,tempurung7%,dan daging buah mencapai 1%. Saat dipetik pada umur 12 berat sabut mencapai 56,3%, tempurung 17%dan daging buah 26,5% menurut berat basah. Apabila berat kering maka sabut 41,7%, tempurung 28,4% dan daging buah mencapai 29,7%
         Selama pertumbuhan cepat (bulan  ke3-7) sabut banyak mengandung air (25% bahan padat ) pada saat buah masak, mulai menimbun banyak bahan padat; dengan demikian pada bulan ke 12 mengandumg 35% bahan padat. 
EKOLOGI KELAPA
Tanaman kelapa dapat hidup dengan baik pada daerah 15"LU-15"LS, yaitu dekat daerah edar garis katulistiwa. Ketinggian lahan yang ideal adalah pada ketinggian 0-500 m dpl. Curah hujan yang sesuai adalah 2.000-2.500 mm/tahun. Suhu optimum adalah 29-30"C. Intensitas penyinaran adalah 5-7 jam/hari. Kelembaban yang ideal adalah 80-90%. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada jenis tanah Podsolik, Latosil, Hidromorfik kelabu, Alluvial atau Regosol. Nilai pH optimum adalah 5-5,5. Perkebunan kelapa baik dibangun pada tanah yang gembur, subur, datar (tidak lebih dari 15", berdrainase yang baik, dengan lapisan solum yang dalam.
Perbanyakan Tanaman
Tanaman kelapa dapat diperbanyak dengan dua cara, yaitu generatif dan vegetatif buatan. Secara generatif, tanaman kelapa diperbanyak dari biji yang terdapat dalam butiran buah kelapa, dan secar generatif buatan kelapa sawit diperbanyak dengan cara kultur jaringan.
Produksi Benih
Benih kelapa yang sering digunakan pada perkebunan kelapa adalah hasil persilangan dari varietas. kelapa hibrida (genjah kuning x kelapa dalam afrika barat ) dan kelapa dalam (varietas Laguna )menjadi tujuan dari kegiatan persilangan karena kelebihan yang dimilikinya, yaitu: daging buah lebih tebal, ukuran buah lebih besar, kandungan minyak lebih tinggi, peluang kematangan buah yang sangat tinggi, dan berat buah cukup tinggi.
Untuk kegiatan pembibitan, penyerbukan biasanya dillakukan secara manual, yaitu dilakukan oleh manusia. Serbuk Sari dari bunga jantan diambil dengan cara memotongnya atau menepuk-nepukkannya pada kantong plastik agar tepung sari terkumpul dalam kantong plastik. Tepung sari (pollen) yang telah didapatkan kemudian dicampur dengan talk murni dengan perbandingan 1:1. Campuran tepung sari dan talk tersebut dimasukkan kedalam baby duster atau alat lainnya yang dapat menghembuskan tepung ke bunga betina. Setelah tepung sari ditaburkan/dihembuskan ke bunga betina (kepala putik) maka bunga betina tersebut ditutup dengan kantong kertas / plastik agar bunga betina tidak terkontaminasi dengan serbuk sari kelapa sawit tidak jelas asal usulnya yang sangat banyak beterbangan di udara. Setelah penyerbukan terjadi maka bunga betina akan matang setelah 6 bulan kemudian.
Perbanyakan kelapa  dengan cara penyilangan ternyata memiliki kelemahan yang sangat nyata, yaitu Opportunity cost yang terjadi akibat terjadinya penyimpangan varietas yang dihasilkan ternyata belumlah seberapa jika tanaman dalam suatu kebun kelapa sawit bersifat super semua. Jika dilakukan pengamatan di lapangan, maka kita akan selalu mendapati adanya pohon yang bersifat super atau bersifat sangat buruk. Suatu pohon kelapa  yang bersifat super dapat memiliki berat tandan mencapai 30-45 Kg/tandan yang memenuhi setiap ketiak pelepahnya, meskipun umur tanaman masih 5-7 tahun. sedangkan untuk tanaman yang berumur lebih dari 10 tahun bobot tandannya dapat mencapai 40-60 Kg/tandan dengan buah yang menjejali setiap celah pelapah yang ada. Kondisi pohon yang demikian tidaklah akibat pemupukan, kondisi tanah dan perawatan yang habis-habisan, karena secara pengamatan visual pohon super tersebut berada di tengah pohon-pohon lainnya yang kondisinya biasa saja ataupun buruk.
Oleh karena ternyata ada pohon sawit yang bersifat super dalam hal bobot tandan, kuantitas tandan, rendemen minyak, ketahan terhadap hama dan penyakit, ukuran pelepah, kekerasan pelepah, pertambahan tinggi batang, toleransi terhadap jenis tanah, toleransi terhadap drainase yang sangat buruk, toleransi terhadap pH tanah yang tidak sesuai, maka tentu saja akan sangat diharapkan jika seluruh tanaman yang ada dalam suatu kebun adalah sama persis dengan pohon super tersebut. Saat ini mungkin ada cara yang memungkinkan hal tersebut dapat terjadi, yaitu dengan cara dilakukannya perbanyakan secara vegetatif.
Perbanyakan secara vegetatif yang telah berhasil pada tanaman kelapa  adalah dengan cara kultur jaringan. Sebagai sel induk dalam kultur jaringan dapat digunakan dari sel akar (metode Inggris) dan sel daun (metode Perancis). Metode kultur jaringan akan mampu menghasilkan bibit tanaman dengan sifat yang sama dengan induknya dengan jumlah yang sangat banyak, hanya saja kelemahannya adalah membutuhkan waktu yang cukup lama dalam hal replikasi sel dan pembesarannya.
Benih kelapa tidak dapat diproduksi dan dipasarkan secara sembarangan, tetapi harus mendapat sertifikasi dari pemerintah untuk menjamin mutu bibit yang diproduksi dan keaslian varietas bibit. Saat ini pihak yang telah mendapat izin resmi dari pemerintah adalah Perkebunan Marihat dan Socfindo

II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
·    Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun, bahkan sampai 3800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai drainase yang baik. Akan tetapi distribusi curah hujan, kemampuan tanah untuk menahan air hujan serta kedalaman air tanah, lebih penting daripada jumlah curah hujan sepanjang tahun.
·    Angin berperan penting pada penyerbukan bunga (untuk penyerbukannya bersilang) dan transpirasi tanaman.
·    Kelapa menyukai sinar matahari dengan lama penyinaran minimum 120 jam/bulan sebagai sumber energi fotosintesis. Bila dinaungi, pertumbuhan tanaman muda dan buah akan terlambat.
·    Kelapa sangat peka pada suhu rendah dan tumbuh paling baik pada suhu 20-27 derajat C. Pada suhu 15 derajat C, akan terjadi perubahan fisiologis dan morfologis tanaman kelapa.
Kelapa akan tumbuh dengan baik pada rH bulanan rata-rata 70-80% minimum 65%. Bila rH udara sangat rendah, evapotranspirasi tinggi, tanaman kekeringan buah jatuh lebih awal (sebelum masak), tetapi bila rH terlalu tinggi menimbulkan hama dan penyakit
LAND CLEARING / PERSIAPAN LAHAN
Sebelum tanaman kelapa ditanam, maka hal utama dan sangat menentukan kesuksesahan bisnis budidaya kelapa  adalah pada tahap land clearing. Suatu lahan kebun yang baik adalah jika memiliki saluran drainase yang berfungsi dengan baik, memiliki jalan yang kuat dan rata untuk kegiatan melangsir buah ataupun truk pengangkutan, bersih dari tunggul-tunggul kayu yang mengganggu dalam bekerja, bebas dari pohon-pohonan dan semak belukar, adanya akses jalan darat ke setiap tanaman, bebas dari batu-batu besar yang mengganggu posisi penanaman dan pekerjaan.
Pengerjaan land clearing dapat dilakukan secara mekanis dan manual. Secara mekanis land clearing dikerjakan dengan alat-alat berat seperti Back Hoe, Buldozer dan Grader. Secara manual land clearing dikerjakan oleh manusia dengan peralatan sederhana berupa parang, kampak, gergaji, machine saw, cangkul, tembilang, babat.
Jika ditinjau secara ekonomis, penggunaan cara mekanis ataupun manual harus memperhatikan pada beberapa faktor, yaitu:
1.    Jauhnya jarak tempuh untuk mendatangkan alat-alat berat
2.    Luasnya lahan
3.    Tingkat kesulitan pekerjaan
4.    Tingkat standar upah buruh lokal
5.    Ketersediaan buruh
6.    Biaya sewa/harga beli alat berat
7.    Kebijakan dan peratruran pemerintah
8.    Harga BBM dan oli mesin traktor
9.    Tingkat upah operator traktor
10.                        Produktifitas kerja traktor
11.                        Produktifitas tenaga kerja manusia
COVER CROP / TANAMAN PENUTUP
Sebelum bibit kelapa ditanam di lahan, satu hal yang sangat penting ada adalah tanaman penutup / cover srop, cover crop berfungsi untuk melindungi tanah dari kikisan air hujan, menjaga tumbuhnya gulma-gulma yang tidak diinginkan, menjaga ketersediaan unsur Nitrogen dalam tanah, mendinginkan tanah, sebagai tempat yang baik untuk berbiaknya mikroba-mikroba pengurai dan penyubur tanah

BUDIDAYA TANAMAN KELAPA
Penentuan Pola Tanam
Sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan pengambilan sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar.
Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x 100 x 100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>20o) dilakukan dengan pembuatan teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke arah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10 derajat ke arah dalam.
Cara Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan cukup untuk membasahi tanah; waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Adapun cara penanaman adalah sebagai berikut:
Top soil dicampur dengan pupuk phospat 300 gram per lubang dan dimasukkan ke lubang tanam.
Polybag dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung, bejkas polybag selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. Arah penanaman harus sama.
Bibit ditimbuan tanah yang berada di sebelah selatan dan utara lubang, dipadatkan dengan ketebalan 3-5 cm diatas sabut bibit kelapa.
Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi, adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batangj, sehingga jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang.
1.    Pemberian mulsa.Setelah di tanam, tanah sekitar tanjaman ditutup dengan mulsa (daun-daunan hijau dari semak-semak, lalang atau rumput-rumputan lainnya dan juga jerami).
2.    Penanaman tanaman penutupDilakukan sebelum musim hujan dengan famili Legminosae (Legume Cover Crop, LCC) agar biji penutup tanah tidak membusuk. Keuntungannya menekan pertumbuhan gulma dan perkembangan hama Oryctes rhinoceros, memperbaiki kandungan nitrogen dan memperbaiki struktur tanah, mengurangi penguapan, mencegah erosi dan menahan aliran permukaan, memperkecil amplitudo temperatur siang dan malam.
Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan penyakit berat dan mati, dilakukan pada musim hujan setelah tanaman sebelumnya didongkel dan dibakar pada musim kemarau. Kebutuhan tanaman tergantung pada iklim dan intensitas pemeliharaan biasanya untuk 143 batang/Ha 17 batang.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada piringan selebar 1 meter pada tahun, tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga 2 meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6 minggu-2 bulan sekali (musim kemarau).
Pembubunan
Dilakukan setelah tanaman menghasilkan dengan cara menimbunkan tanah dibagian atas permukaan sekitar pohon hingga menutup sebagian batang pohon yang dekat dengan akar.
Perempalan
Dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat), dengan cara memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan.a) Pada umur 1 bulan diberi 100 gram urea/pohon menyebar pada jarak 15 cm dari pangkal batang.b) Selanjutnya 2 kali setahun yaitu pada bulan April/mei (akhir musim hujan) dan bulan Oktober/Nopember (awal musim hujan).

Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada musim kemarau untuk mencegah kekeringan dilakukan dua atau tiga hari sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit di sekitarbedengan atau dengan penyiraman langsung.
 Waktu Penyemprotan Pestisida
Dilakukan setiap 20 hari dengan mengggunakan Sevin 85 WP, Basudin 10 gram, Bayrusil 25 EC dengan kosenttrasi 0.4% setip 10 hari atau 0.6% setiap 20 hari. Caranya menggunakan sprayer.
Tujuan umum dari pemupukan adalah memberikan zat hara yang dibutuhkan tanaman dalam membangun jaringan akar, batang, daun dan buah.
Berdasarkan banyaknya kuantitas yang dibutuhkan tanaman, pupuk dapat dibagi atas 2 golongan, yaitu: pupuk makro dan pupuk mikro.
1.    Pupuk makro adalah pupuk yang mengandung unsur makro (unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar). Unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar antara lain adalah :
·       Nitrogen (N), dapat diperoleh dari pupuk Urea (46% N), ZA ( %N)
·       Posphor (P), dapat diperoleh dari pupuk TSP (46% P), Rock Posphat ( % P)
·       Kalium (K), dapat diperoleh dari pupuk KCl (64% K)
·       Magnesium (Mg), dapat deperoleh dari pupuk Kieserit ( % Mg)

PANEN
Ciri: berumur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit kering, berwarna coklat, kandungan air berkurang dan bila digoyang berbunyi nyaring.

 Cara Panen
1.    Buah kelapa dibiarkan jatuh: kekurangan, yaitu buah yang jatuh sudah lewat masak, sehingga tidak sesuai untuk bahan baku kopra atau bahan baku kelapa parutan kelapa kering (desiccated coconut).
2.    Cara dipanjat: dilakukan pada musim kemarau saja. Keuntungan yaitu (1) dapat membersihkan mahkota daun; (2) dapat memilih buah kelapa siap panen dengan kemampuan rata-rata 25 pohon per-orang. Kelemahan adalah merusak pohon, karena harus membuat tataran untuk berpijak. Di beberapa daerah di Pulau Sumatera, sering kali pemetikan dilakukan oleh kera (beruk). Kecepatan pemetikan oleh beruk 400 butir sehari dengan masa istirahat 1 jam, tetapi beruk tidak dapat membersihkan mahkota daun dan selektivitasnya kurang.
Cara panen dengan galah: menggunakan bambu yang disambung dan ujungnya dipasang pisau tajam berbentuk pengait. Kemampuan pemetikan rata-rata 100 pohon/orang/hari
Untuk dapat berbunga, kelapa  membutuhkan waktu 2-3 tahun dari saat bibit ditanam di lapangan. Masa produktif tanaman dapat berlangsung 40-50 tahun. Pembentukan buah memerlukan waktu sekitar 6 bulan setelah terjadinya penyerbukan (pollination). Pelaksanaan panen buah kelapa  tidak boleh dilakukan secara sembarangan, karena kegiatan panen tersebut menentukan pada produktifitas tanaman, rendemen minyak, mutu minyak, dan efisiensi biaya tenaga kerja. Pelaksanaan panen harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Tabel Kriteria Kematangan Buah Berdasarkan Jumlah Berondolan
No
Umur Tanaman (tahun)
Buah Memberondol (butir)
1
Tanaman muda (3,5-5 tahun)
2
2
Tanaman sedang (5-10 tahun)
5-10
3
Tanaman dewasa (>10 tahun)
15-20