Rabu, 06 Juli 2011

Cara Budidaya Melon Yang Manis dan Besar

17
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Gamol, Kecamatan Gamping, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ketinggian tempat ± 150 meter di atas
permukaan laut dengan jenis tanah regosol. Pelaksanaan penelitian dimulai
pada bulan juni sampai september 2011.
B. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
Alat: polybag berukuran 6 x 8 cm, polybag berukuran 37 x 40 cm, kertas
label, naungan, cetok, cangkul, gembor, ember, timbangan analitik, oven, dan
jangka sorong.
Bahan: melon varietas action 434, pupuk kandang sapi, pupuk kandang
kambing, kandang ayam, pupuk urea, pupuk TSP, dan pupuk KCL,
fungisida, furadan, insektisida.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan.
18
Faktor pertama adalah ukuran pemangkasan, terdiri atas yang terdiri atas
empat aras, yaitu:
S1 : Tanpa pemangkasan
S2 : Pemangkasan ruas ke 15
S3 : Pemangkasan ruas ke 20
S4 : Pemngkasan ruas ke 25
Faktor yang kedua adalah Dosis pupuk kalium terdiri dari tiga aras yaitu:
A1: Pupuk KCL = 30 kg/tanaman
A2: Pupuk KCL = 40 kg/tanaman
A3: Pupuk KCL = 50 kg/tanaman
Setiap percobaan diulang 3 kali dan setiap masing-masing ulangan
terdiri atas 10 benih/biji melon sehingga jumlah melon yang di butuhkan
untuk pengujian perkecambahan sebanyak (12 x 3 x 10) = 360 benih/biji
melon
D. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Lahan
19
Tanah dikerjakan bersamaan dengan kegiatan pesemaian,
agar pada saat pengolahan tanah selesai, bibit tanaman dari pesemaian
dapat langsung dipindahkan ke polybag ukuran 37 x 40 cm. Pekerjaan
yang pertama adalah membuat bedengan. Apabila tanaman melon
akan diberi turus bambu, bedengan cukup dengan kelebaran 1 meter.
Tetapi bila tanpa turus dan tanaman dibiarkan terhampar di tanah,
Pembukaan lahan dilakukan agar tanah tersebut dapat digunakan
sebagai tempat penanaman tanaman melon. Sebelum dibajak lahan
yang akan digunakan digenangi air terlebih dahulu selama semalam,
kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan dengan kedalaman
sekitar 30 cm. Setelah itu dengan cara pencangkulan atupun pembajakan
(Anonim, 2010).
Yang digunakan adalah biji berasal dari buah yang telah tua
atau masak aktual di pohon. Buah dibelah, benih diambil biji yang
terletak di bagian tengah buah. Biji untuk benih dibersihkan dari
lapisan tipisn dengan menggunakan abu dapur, kemudian dicuci,setelah
itu dikeringkan selama 2 hari di bawah sinar matahari.
2. Persemaian
Benih sudah berkecambah harus segera dibibitkan atau disemai
dalam media pembibitan. Penyemaian benih dapat menggunakan
20
kantong plastik bening atau polybag berukuran 6 x 8 cm. Media
semai yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang
yang sudah matang dengan perbandingan 2:1. Penanaman dilakukan
dengan cara membuat lubang sedalam 2 cm, lalu benih dimasukkan ke
dalam lubang, kemudian benih ditutup dengan tanah (Sobir, 2010).
3. Penanaman
Bibit tanaman melon siap untuk ditanam saat berumur 10-14 hari
setelah semai. Kriteria bibit yang siap tanam adalah jika bibit
tersebut sudah memiliki daun 2-3 pasang dan berwarna hijau
segar. Untuk meningkatkan keseragaman ukuran buah, bibit dipilah dan
dikelompokkan berdasarkan ukuran dan kesehatannya. Dengan
demikian, pertumbuhan tanaman di lapang seragam dan buahnya juga
akan seragam (Sobir, 2009).
Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada sore hari, hal
ini ditujukan untuk menghindarkan tanaman dari stres karena terik
matahari. Sesaat sebelum tanam, media tanam dalam plastik semai
disiram sampai basah agar tidak pecah/berhamburan ketika plastik
dibuka (Anonim, 2010).
4. Pemeliharaan.
a. Penyiraman.
21
Pengairan dilakukan rutin dua kali sehari (pagi dan sore),
terutama pada fase awal pertumbuhan dan keadaan cuacanya
kering. Pengairan berikutnya disesuaikan dengan kondisi iklim,
asal tanahnya di jaga tidak kekeringan. Pada fase pembungaan dan
pertumbuhan, keadaan air tanah harus memadai (cukup).
b. Penyulaman
Sejak bibit berumur lima hari setelah tanam, pertumbuhan
bibit harus selalu dipantau. Apabila ditemukan bibit yang mati
atau lamban pertumbuhannya, maka harus segera diganti dengan
bibit yang baru.dan bagus. Umur bibit melon yang digunakan
sebagai bibit sulaman sebaiknya sama denganumur bibit
yang lainnya, sehingga pertumbuhannya akan seragam. Untuk
kepentingan tersebut maka pada saat pembibitan, harus
disediakan bibit sebagai cadangan sebanyak ±10% dari total
kebutuhan bibit (Samadi, 2010).
Kegiatan penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari
agar tanaman tidak mengalami stres karena panas matahari.
Pada saat bibit sulaman ditanam, akar–akar belum mampu
secara langsung berfungsi sempurna, terutama dalam menyerap
air, sehingga bila terkena panas matahari akan mudah
22
kehilangan air dan tanaman menjadi layu. Ketersediaan air
(penyiraman) merupakan salah satu faktor penting dalam awal
pertumbuhan bibit (Trubus, 2000).
c. Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma dilakukan pada saat gulma mulai
tumbuh. Gulma yang tumbuh di sepanjang bedengan di
luar lubang tanam dibersihkan dengan cangkul atau secara
manual (tangan) minimal seminggu sekali. Pembersihan
gulma pada lubang tanam dilakukan secara intensif minimal 3
hari sekali (Sobir, 2010).
d. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menyediakan hara – hara
yang dibutuhkan tanaman bagi pertumbuhan tanaman dan
produksi buah yang berkualitas tinggi, yang tidak dapat
disediakan oleh tanah pada lokasi penanaman. Mengacu pada
hal tersebut maka dosis tepat pupuk tergantung pada tingkat
kesuburan tanah. Pupuk utama yang harus disediakan adalah
pupuk Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) (Sutedjo,
2007).
e. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang calon tunas (cabang)
yang merugikan, terutama tunas yang muncul di ketiak daun,
23
untuk mendapatkan pertumbuhan vegetatif yang maksimum
sehingga pertumbuhan tanaman optimum. Pemangkasan cabang
dilakukan dari ruas pertama sampai dengan ruas ke 9 dan di atas
ruas ke 11 dengan menyisakan satu helai daun Cabang pada ruas
ke 10 -13 tidak perlu dipangkas karena akan dijadikan sebagai
tempat munculnya calon buah yang akan dibesarkan (Prajnanta,
1999).
f. Pengendalian hama dan penyakit
Kerusakan tanaman yang disebabkan oleh serangan hama dan
penyakit dikendalikan secara manual bila tidak dapat menekan
potensi serangan bisa dilakukan dengan pengendalian pestisida
E. Parameter Pengamatan
Pengamatan untuk mengetahui pertumbuhan bibit tanaman melon
dilaksanakan dengan mengamati empat tanaman sempel pada setiap
pengamatan untuk tiap petak percobaan yang terdiri dari 10 tanaman.
Parameter yang diamati meliputi:
1. Pengamatan Vegetatif
a) Tinggi tanaman (cm)
24
Mengukur tinggi tanaman dari leher akar sampai dengan titik
tumbuh. Melakukan pengamatan tinggi tanaman 2 minggu sekali
setelah benih berumur 14 hst sampai 35 hst.
b) Luas daun (cm)
Jumlah daun diukur terhadap daun yang telah membuka penuh.
diamati setiap 2 minggu sekali, setelah tanam sampai umur 35 hst.
diukur dengan mengguanakan leaf area meter.
c) Diameter batang (cm)
Diameter batang tanaman melon di ukur pada ketinggian 5
cm dari permukaan tanah dengan menggunakan jangka sorong.
d) Pengamatan gulma (helai)
Mengamati jenis gulma yang ada di sekitar areal lahan
penanaman buah melon.
2. Pengamatan hasil dan kualias buah
a. Bobot buah per tanaman (g)
Mengukur bobot buah dengan menggunakan timbangan dan
dilakukan pada saat panen umur 70 hari setelah tanam (hst).
b. Diameter buah (cm)
25
Diukur dengan membelah buah melon menjadi dua bagian,
kemudian diukur dengan penggaris, dilakukan pada saat panen (umur
70 hst).
c. Tinggi buah (cm)
Diukur dengan cara buah melon di dudukkan, kemudian
diukur tinggi buah menggunakan penggaris, dilakukan pada saat
panen (umur 70 hst).
d. Ketebalan buah (cm)
Diukur dengan membelah buah melon menjadi dua bagian,
mengupas kulit buah melon setebal ± 5 mm kemudian diukur
ketebalan daging buahnya dengan penggaris, dilakukan pada saat
panen (umur 70 hst).
e. Kelunakan Buah (mm).
Diukur dengan menggunakan alat penemometer, yang
dilakukan akhir pengamatan (umur 70 hst). Pengukuran dilakukan
dengan mengupas kulit buah melon ±4 mm, daging buah dipotong
dadu dengan ukuran ± 3 cm, kemudian ujung penemometer
ditancapkan pada daging buah tepat di bagian tengah permukaan.
f. Kadar Air Buah (%).
26
Kadar air buah diukur pada saat panen dengan mengupas kulit
buah setebal ± 4 mm, kemudian memasukkan buah kedalam oven
dengan suhu 80ยบ C yang telah diketahui bobot segarnya selama dua
hari, kemudian di timbang, dengan rumus :
x 100 %
g. Bobot segar tanaman (g).
Menimbang berat segar tanaman yang meliputi bagian akar,
batang dan daun pada akhir penelitian.
h. Bobot kering tanaman (g).
Pengamatan pada tanaman sempel, Semua bagian tanaman
(akar, batang, daun) terlebih dahulu di keringkan dengan cara di oven
pada suhu 800 C selama 2 x 24 jam, kemudian ditimbang.
F. ANALISIS DATA
Data hasil pengamatan dengan analisis sidik ragam, untuk mengetahui
beda nyata antar perlakuan diuji lebih lanjut untuk membandingkan antar
perlakuan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada
jenjang 5%.
27

Tidak ada komentar: