Rabu, 20 Juli 2011

CONTOH SINOPSIS JUDUL PENELITIAN

CONTOH SINOPSIS

EFEKTIVITAS AIR KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN  SANSEVIERIA DAN PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM







Disusun Oleh:
SOFYAN WIWIET SANTIKO
No.MHS: 132060015/PA

JURUSAN AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2010
 
1. Judul      :”EFEKTIVITAS AIR KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN  SANSEVIERIA DAN PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM

2. Latar Belakang     :
    Kebanyakan orang awam mengenal Sansevieria dengan melihat karakter daunnya yang tebal, berair dan tumbuh tegak. Sansevieria di  Indonesia mendapat julukan lidah mertua (Mother in Lauws Tongue). Beberapa kultifar Sansevieria memiliki daun bercorak seperti ular, sehingga orang mudah mengenal dan menamakannya tanaman ular-ularan (Snake Plant) (Purwanto, 2006).
       Sansevieria adalah sukulen berkayu yang seluruh bagian tanaman mampu menyimpan air dalam jumlah banyak. Habitat asli Sansevieria adalah daerah tropis yang kering dan mempunyai iklim gurun yang panas. Sansevieria juga tumbuh di pegunungan yang tandus dan gurun pasir yang gersang. Keadaan ini menunjukkan Sansevieria dapat bertahan di lingkungan  yang sangat ekstrim kering selama beberapa tahun, seperti di beberapa kepulauan Afrika yang memiliki curah hujan sangat rendah dan bulan hujan sangat pendek. Selain itu, Sansevieria tahan terhadap temperatur dan pencahayaan rendah. Dari spesies ini dapat ditemukan sub spesies dan kultifar yang menarik untuk tanaman hias.
              Sansevieria memiliki keunggulan yang jarang ditemui pada tanaman lain, diantaranya sangat resisten terhadap polutan dan bahkan mampu menyerap polutan tersebut. Hal itu dikarenakan Sansevieria mengandung  bahan aktif pregnane glikosid yang mampu mereduksi polutan menjadi asam
organik, gula dan beberapa senyawa asam amino. Sansevieria sangat bagus diletakkan di dalam ruangan, baik di rumah ataupun di kantor-kantor, maupun dijadikan penghias tanaman di jalan-jalan yang lalu lintasnya padat sebagai antipolutan. Beberapa jenis Sansevieria dimanfaatkan untuk diambil seratnya sebagai bahan baku tekstil, terutama di negara Cina dan New Zealand. Sementara di Afrika, Sansevieria dimanfaatkan getahnya sebagai antiracun ular dan serangga (Purwanto, 2006).
            Kebutuhan unsur-unsur hara mineral dapat diperoleh dari pupuk selain  itu juga dapat diperoleh dengan memanfaatkan limbah atau bahan yang sudah tidak dapat bermanfaat lagi. Salah satunya dengan memanfaatkan limbah dari kecambah biji kacang hijau yaitu berupa kulitnya yang biasanya oleh para pedagang dibuang dan tidak dimanfaatkan lagi. Untuk memanfaatkannya maka terlebih dahulu membuat sendiri ekstrak dari kulit biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) tersebut agar penyerapan oleh tanaman lebih cepat dan mudah. Menurut Astawan (2004) biji kacang hijau terdiri dari 3 bagian yaitu 10% kulit, 88% kotiledon dan 2% lembaga. Dalam kulit biji kacang hijau tiap100 gr mengandung 12,5 mg kalsium (Ca), 32 mg fosfor (P) dan masih banyak kandungan mineral yang lain.
            Penyiraman Sansevieria ini dapat menggunakan air ledeng dan air sumur. Selain itu air kelapa juga dapat dimanfaatkan untuk penyiraman, karena menurut Suhardiman (1991) air kelapa selain mengandung kalori, protein dan mineral juga mengandung zat sitokinin yang dapat menumbuhkan mata / tunas yang masih tidur pada beberapa tumbuhan tertentu, misalnya siraman air kelapa pada anggrek. Air kelapa merupakan bahan yang dapat memberikan pengaruh yang baik jika diberikan pada suatu tanaman.
           Sedangkan menurut Dwidjoseputro (1994) fosfor dan kinetin juga  merupakan kandungan yang terdapat pada air kelapa. Zat tersebut mempergiat pembelahan sel dan mempunyai pengaruh terhadap perkecambahan dan pertumbuhan diantaranya perkecambahan dan pertumbuhan tunas dan akar.
B. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah bertujuan agar persoalan yang akan diteliti lebih jelas serta terhindar dari penafsiran yang berbeda-beda. Oleh karena itu
   penelitian ini hanya dibatasi oleh masalah sebagai berikut:
1. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah air kelapa muda yang      diperoleh di pasar . Media tanam yang digunakan media arang sekam dan media     pakis.
   2. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah pertumbuhan Sansivieria         trifasciata.
3.    Parameter dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi tanaman dan  jumlah daun dengan anakan yang seragam.
C. Identifikasi Masalah
            Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.    Bagaimana efektivitas penyiraman air kelapa terhadap pertumbuhan tanaman Sansevieria trifasciata?
2.    Bagimanakah pengaruh interaksi penyiraman (air kelapa ) dengan media tanam yang berbeda (arang sekam, pasir) terhadap pertumbuhan  tanaman hias Sansevieria trifasciata?
3. Komposisi media tanam manakah yang paling sesuai untuk pertumbuhan anakan             sansevieria?
D. Tujuan Penelitian
           Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas air kelapa terhadap pertumbuhan tanaman Sansevieria trifasciata pada Media tanam yang berbeda.
E. Manfaat Penelitian
            Dari penelitian ini, dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
   1. Memberikan masukan bagi peneliti yang lain untuk mendukung penelitian lain yang     sejenis.
   2. Hasil penelitian ini diharapkan pada akhirnya dapat memberikan manfaat mengenai     budidaya     Sansevieria trifasciata.
F. Hipotesis
         Diduga komposisi media tanam pasir + arang sekam + pupuk kandang dengan perbandingan 1: 1: 1 dan pemberian dosis air kelapa 150 cc/lt dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman sansevieria








3. Tinjauan Pustaka    :
  a. Tanaman Sansevieria:
Kingdom     : Plantae
Divisi        : Spermatophyta
Subdivisi    : Angiospermae
Klas        : Monocotyledoneae
Ordo        : Liliales
Famili        : Agaveceae
Genus        : Sansevieria
Spesies    : Sansevieria trifasciata
    Sansevieria dapat diperbanyak secara generatif dengan perkawinan bunga untuk mendapatkan hybrid baru tetapi memerlukan waktu yang lama dalam pembungaan dan pemasakan biji. Selain itu, perbanyakan dapat pula dilakukan secara vegetatif, cara ini yang sering banyak dilakukan. Diantaranya adalah dengan pisah anakan, stek daun, potong pucuk, cacah daun, cabut pucuk, stek rimpang, dan kultur jaringan.
1. Pisah anakan merupakan cara konvensional. Anakan dipisah setelah 2-4 bulan. Pada     bagian yang terpotong diolesi fungisida dan zat perangsang akar, setelah ditanam di     tempat    yang    teduh
2. Stek daun dapat dilakukan pada daun yang tua. Stek daun mampu menghasilkan     anakan yang berbeda dengan induknya. Pada jenis sansevieria yang memiliki     kombinasi warna kuning dan hijau, perbanyakan stek daun umumnya menghasilkan     anakan berdaun hijau. Daun dipotong 5-10 cm yang dicelupkan kedalam zat     perangsang akar, ditanam 1-1,5 cm disiram dan ditempatkan di tempat teduh.   
3. Potong pucuk untuk sansevieria berdaun pendek dengan daun minimal 12 daun,     dengan memotong pucuk minimal 3-4 daun dan dijaga agar daun satu dengan lainnya     tetap melekat, dioles fungisida dan zat perangsang akar kemudian ditanam, disimpan     ditempat yang teduh. Selang 1 bulan akan keluar 2-3 anakan.
4. Cacah daun dilakukan dengan cara memotong-motong daun sansevieria dalam ukuran     kecil yaitu 5 cm dan jumlah yang banyak. Bagian daun mulai dari ujung sampai ke     pangkal digunakan untuk perbanyakan. Setelah memiliki 3 daun, anakan siap dipisah
5. Teknik cabut pucuk cocok untuk sansevieria berdaun renggang. Caranya dengan     mencabut daun termuda dengan menggunakan tangan, 1 bulan akan keluar 1-3 anakan
        b. Air Kelapa    :
    Air kelapa sebagai cadangan makanan yang mengandung vitamin dan zat tumbuh, sehingga dapat menstimulir perkecambahan. Air kelapa mengandung zat atau bahan seperti; vitamin, asam amino, asam nukleat fosfor, dan zat tumbuh auksin dan asam giberelat. Yang berfungsi sebagai penstimulir dalam proliferasi jaringan, memperlancar metabolisme dan respirasi. Oleh karena itu air kelapa mempunyai kemampuan besar untuk mendorong pembelahan sel dan proses deferensiasi. Konsentrasi optimum air kelapa yang diberikan 15% (Tulecke et al, 1960).
          Air kelapa merupakan salah satu produk tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesuburan dan pertumbuhan tanaman. Menurut Dwijoseputro (1994) air kelapa selain mengandung mineral juga mengandung sitokinin, fosfor dan kinetin yang berfungsi mempergiat pembelahan sel serta pertumbuhan tunas dan akar. Selama ini air kelapa banyak digunakan di laboratorium sebagai nutrisi tambahan di dalam media kultur jaringan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) di UP Los Baños, menujukkan bahwa air kelapa
kaya akan potasium (kalium) hingga 17 %. Mineral lainnya antara lain Natrium (Na), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Ferum (Fe), Cuprum (Cu), Fosfor (P) dan
Sulfur (S). Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6%, protein 0,07 hingga 0,55 % dan mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotina, asam pantotenal, asam folat, niacin,riboflavin dan thiamin. Terdapat pula 2 hormon alami yaitu auksin dan sitokinin sebagai pendukung pembelahan sel embrio kelapa.
            c. Media arang sekam
     Pembuatan arang sekam dapat  dilakukan dengan berbagai cara, drum statis. Caranya drum statis diisi penuh dengan sekam kering, kemudian ditutup dan dipasang cerobong asap. Proses selanjutnya adalah menyemprotkan minyak tanah pada lapisan sekam paling atas kemudian dibakar. Pembakaran sekam dimulai dari lapisan paling atas dan sekam yang telah menjadi bara api akan merembetkan api kelapisan bawah. Cara ini membutuhkan waktu 2-3 jam dengan hasil sekam yang tidak terbakar kurang dari 1% dan kadar abu 5   %
            d. Pasir
            Pasir merupakan media tanam yang sangat porous. Sifat pasir  yang memiliki rongga-rongga halus membuat pasir menjadi ringan dan sangat porous. Pasir  juga mampu “memegang” tanaman dengan baik, sehingga menjadi pilihan utama bagi pekebun dan hobiis tanaman yang menyukai iklim dan media tanam kering seperti Adenium, Euphorbia dan Sansevieria.
Pasir sering digunakan sebagai media tanam pengganti fungsi tanah. Sejauh ini pasir masih dianggap memadai dan sesuai jika digunakan media untuk penyemaian benih. Sifatnya yang kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman dan perakaran bibit tanaman yang cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Selain itu keunggulan media tanam pasir adalah mudah di dapat dan meningkatkan aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam. Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro), sehingga pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Karena butiran pasir yang mudah terlepas dan mudah terkikis oleh air sehingga media pasir lebih membutuhkan perawatan dan pemupukan intensif, hal tersebut menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam tunggal. Penggunaan pasir sebagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran lain seperti kerikil, batu-batuan atau bahan organikyang disesuaikan dengan jenis tanaman.
4.  Bahan dan Metode:
     a. Bahan :
    Sansevieria trifasciata, pupuk kompos, fungisida 3G Benlate, insektisida Decis 2,5 EC dan Furadan 3G,  air kelapa, Media tanam, pupuk organik
     b. Alat:
    Meteran, timbangan, Polybag , pisau, ember, dan gembor.   
     c. Metode Penelitian:
    Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak  Lengkap (RAL) 2 faktor dengan 3 ulangan.
Faktor pertama adalah dosis air kelapa dengan simbol ( P ) yang terdiri atas 4 aras yaitu :
    P1 = Perlakuan air kelapa 0 cc/l
    P2 = Perlakuan air kelapa 50 cc/l
    P3 = Perlakuan air kelapa 100 cc/l
    P4 = Perlakuan air kelapa 150 cc/l
Faktor kedua adalah jenis media tanam dengan simbol ( M )  terdiri atas 3 aras yaitu :
    M1 =  Pasir : arang sekam : pupuk kandang 1: 1: 1
    M2 =  Pasir  : arang sekam : pupuk kandang 1 : 2 : 1
    M3=  Pasir : arang sekam : pupuk kandang 2 : 1 : 1
Setiap unit percobaan masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Jadi, terdapat 12 kombinasi perlakuan dan tiap unit percobaan terdiri atas 8 tanaman, sehingga jumlah seluruhnya ada 12 x 3 x 8 = 288 tanaman.
5. Daftar Pustaka    :
    Lingga. L. 2005. Panduan praktis buddaya Sansevieria. Agromedia Pustaka. Jakarta.
    Purwanto, A. W. 2006. Sansevieria Flora Cantik Penyerap Racun. Kanisius.         Yogyakarta.
    Rismunandar, 1990. Pengetahuan Dasar Tentang Perabukan. Sinar Baru. Bandung
    Marsono dan Paulus Sigit, 2002. Pupuk Akar, Jenis  Dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta
    Rukmana, R. 2000. Budidaya dan Prospek Usaha Tani. PT Kanisius. Yogyakarta
    www.toekangkeboen.com
    http://www.republika.co.id

Tidak ada komentar: