Selasa, 12 Juli 2011

MANFAAT SUTERA ALAM DAN PROSPEK PERKEMBANGANNYA
Sutera Alam
                Pesuteraan alam merupakan rangkaian kegiatan dari kegiatan agroindustri yang dimulai dari penanaman, pembibitan, dan pemeliharaan ulat sutera, pemintalan benang, penenunan kain, sampai kepada pemasaran pemasaran kain sutera. Sutera alam berasal dari hama ulat yang tadinya oleh masyarakat dianggap hanyalah sebagai perusak tanaman, namun setelah diadakan penelitian dan hasilnya adalah berbanding terbalik dengan anggapan masyarakat selama ini bahwa apa yang dihasilkan dari ulat tersebut adalah benang yang dapat dijadikan sebagai bahan tenun yang bila diolah secara baik akan menambah nilai produksi dan yang jelas akan menguntungkan.
                Sejak itulah masyarakat yang pada awalnya hanya menganggap ulat tersebut hanya sebagai hama kini sudah menganggap bahwa ulat tersebut menguntungkan dan mulai melestarikannya.
                Ulat sutera yang dapat menghasilkan benang dengan kualitas baik dan menguntungkan adalah ulat Attacus dan ulat Criculla, keduanya memiliki perbedaan pada warnanya yang bila pada ulat Attacus adalah berwarna cokelat dan pada ulat Criculla berwarna keemasan. Ulat dari kedua jenis ini pada umumnya biasa berada pada tanaman jambu mete, sirsak, kedondong, dan alpukat.
                Untuk menghasilkan benang yang berkualitas ulat ini mengalami banyak sekali peristiwa yang bernama proses metamorfosis. Sama seperti ulat sutera dari jenis lain bahwa proses metamorfosisnya berawal dari serangga dewasa yang meletakkan telur berwarna kemerahan, kemudian diletakkan secara tunggal di bawah permukaan daun. Telur menetas membutuhkan waktu sekitar 10 hari. Larva ulat sutera sangat rakus makannya. Apabila warna kepalanya sudah menjadi semakin gelap, ulat sutera akan  segera berganti kulit atau cangkang. Selama menjadi fase larva ulat sutera mengalami 4 kali ganti kulit dan 5 kali periode makan, hingga berwarna kekuningan dan lebih ketat, yang menjadi tanda akan segera membungkus diri dengan kepompong. Periode makan ini disebut instar. Proses membentuk benangnya pun hanya pada kepompongnya yang direbus, perebusan 7 kali sampai kepompong berbentuk kapas, kemudian dipintal. Ulatnya sudah menjadi kupu – kupu, sedangkan kulit luar kepompong yang tidak direbus atau diolah dapat dimanfaatkan sebagai hiasan. Kulit tersebut dirangkai dan ditempel sedemikian rupa menjadi hiasan dinding yang cantik, seperti menjadi kap lampu, tas maupun dompet.

Mengenal Ulat Sutera
Perubahan – perubahan tersebut antara lain : dari telur berubah menjadi larva, kemudian menjadi kepompong, dan akhirnya menjadi imago yakni berupa kupu kupu. Ulat yang kita pelihara adalah tidak lain adalah bentuk lain berupa yang tumbuh hingga membentuk kepompong.
                Dalam dunia per – ulat suteraan dikenal ada empat jenis kupu – kupu sutera unggul yang memiliki produsksi kokon yang sangat tinggi dan dapat menghasilkan benang sutera dengan kualitas yang baik. Keempat ras kupu sutera tersebut adalah : Ras Cina, Ras Jepang, Ras Eropa, Ras Tropika.
                Di Indonesia yang telah banyak dikembangkan adalah kupu sutera dari Ras Cina, dan Ras Jepang.

Pemeliharaan Ulat Sutera
                Sebelum pemeliharaan ulat dilakukan, segala sarana dan bahan yang diperlukan terlebih dahulu dengan baik. Tanpa persiapan yang baik, usaha membudidayakan ulat sutera akan mengalami kegagalan. Sarana dan perlengkapan yang harus dipersiapkan meliputi pakan, ruangan, dan perlengkapan – perlengkapan budi daya.
 Mulai dari penyediaan pakan, ulat sutera memerlukan bahan pakan spesifik dan tidak banyak diperdagangkan di sembarang tempat. Produksi pakan (daun murbei) yang tersedia dan jumlah alat yang akan dipelihara harus disesuaikan. Sebelum dipelihara tanaman murbei sudah harus siap dipanen daunnya, minimal berumur sekitar 1 tahun. Pemeliharaan satu boks ulat sutera (20.000 ekor) memerlukan daun murbei sekitar 1000 kg untuk setiap periode produksi.
                Selanjutnya pada penataan ruang dapat dilakukan dalam skala rumah tangga ataupun skala industri. Untuk skala rumah tangga tempat pemeliharaan tempat pemeliharaan dapat dilakukan dalam kamar khusus tetapi pada skala lebih besar hendaknya dipelihara dalam kandang khusus. Namun dimanapun ulat itu dipelihara hendaknya ruangan atau tempat pemeliharaan memenuhi persyaratan terutama menyangkut suhu, cahaya, kelembaban, dan ventilasi udara.
Beberapa perlengkapan dan bahan yang diperlukan dalam memelihara ulat sutera antara lain adalah : kotak penetasan dari kayu/triplek, sasag (kotak pemeliharaan ulat) dari kayu, stand untuk sasag, keranjang daun, ember dan baskom plastik, lembaran/karung plastik untuk alas, kain untuk menyimpan daun, kertas parafin/kertas minyak untuk alas, sapu, sikat dan lap tangan, kapur, sprayer untuk menyemproykan kaporit, termometer, sumpit bambu, tempat pengokonan (kayu, plastik/bambu).
Pengertian
                Pesuteraan alam merupakan kegiatan agro – industri yang dimulai dari penanaman, pembibitan ulat sutera, pemeliharaan ulat sutera, penganan kokon, pemintalan pertenunan sampai dengan pemasaran kain sutera.
                Kegiatan pesuteraan alam ini merupakan salah satu upaya rehabilitasi lahan dan konservasi tanah, serta merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan daya dukung dan produktivitas lahan, terutama pada lahan – lahan yang belum optimal dimanfaatkan.
                Usaha ini merupakan termasuk pada usaha industri rumah tangga yang relatif mudah dikerjakan, bertekhnologi sederhana, bersifat padat karya, cepat, dan menghasilkan nilai ekonomis yang cukup menguntungkan

Tidak ada komentar: