Kamis, 07 Juli 2011

TEKNIK PEMBIBITAN TANAMAN BUAH

Oleh :

SOFYAN WIWIET SANTIKO
132060015/PA







JURUSAN AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
YOGYAKARTA
2010

A. Persyaratan pembibitan

1. Lokasi

·  Dekat sumber air dan airnya tersedia sepanjang tahun, terutama untuk menghadapi musim kemarau.

· Dekat  jalan  yang  dapat  dilewati  kendaraan  roda  empat, untuk  memudahkan  kegiatan pengangkutan keluar dan masuk kebun.

· Terpusat sehingga memudahkan dalam perawatan dan pengawasan. Luasnya disesuaikan dengan kebutuhan produksi bibit.

·  Lahan datar dan drainase baik.

·  Teduh dan terlindung dari ternak.


2. Kesuburan tanah

·  Diperlukan  untuk  kebun  koleksi  pohon  induk  dan  kebun persemaian  batang  bawah, sehingga pertumbuhan dan produktivitas tanaman dapat optimal.

·  Menunjang kemudahan dalam memperoleh media semai dan media tanam dalam polybag


3. Kondisi iklim

·  Daerah  yang  ideal  untuk  lokasi  kebun  pembibitan  adalah  daerah  yang  bersuhu  udara sejuk, kelembaban udara yang relatif tinggi, serta curah hujan yang cukup akan menunjang pertumbuhan awal bibit tanaman.

·  Kondisi  sebaliknya  justru  diperlukan  untuk  kebun  produksi  buah  dengan  hari  kering (kemarau) harus tegas terpisah dari hari hujan. Karena ini berpengaruh pada pembungaan dan pembuahan.


4. Sumber daya produksi

·  Sumber  daya  manusia  yang  terampil,  rajin  dan  cinta  tanaman.  Unsur  cinta  tanaman (hobby) ini penting artinya karena pada hakekatnya tanaman adalah makluk hidup yang penanganannya memerlukan perhatian khusus.

·  Sumber  daya  produksi  lainnya  yang  diperlukan  dalam  pembibitan  tanaman  antara  lain pupuk  kandang, polybag, paranet, pestisida  dan  lain-lain. Kesulitan  memperoleh  bahan- bahan tersebut terutama berdampak terhadap menurunnya mutu bibit yang dihasilkan, atau mahalnya biaya produksi.
B. Pengelolaan pembibitan

1. Media tumbuh dalam polybag

·  Syarat media tumbuh yang baik adalah ringan, murah, mudah didapat, porus (gembur) dan subur  (kaya  unsur  hara).  Penggunaan  media  tumbuh  yang  tepat  akan  menentukan pertumbuhan optimum bibit yang ditangkarkan.

·  Komposisi media tanam untuk mengisi polybag dapat digunakan campuran tanah, pupuk kandang dan sekam padi dengan perbandingan 1:1:1.

·  Sterilisas pupu kandan sebelu digunaka untu campura medi bertujuan membunuh  penyakit,  cendawan,  bakteri,  biji  gulma,  nematoda  dan  serangga  tanah. Sterilisas in misalny dilakuka denga uap   ai pana ata perebusa dengan menggunakan  drum  minyak  tanah  (isi  200  l).  Drum  diisi  setengahnya,  kemudian dipanaskan   di  atas  tungku. Setelah  air  mendidih  pupuk  kandang  dalam  karung  bekas dimasukkan ke dalam drum (direbus selama 0,5-1 jam).

·  Ukuran polybag yang banyak digunakan di pembibitan buah-buahan biasanya berukuran

15X20  cm  (diameter  x  tinggi)  sampai  batang  bawah  dapat  disambung  atau  diokulasi (sekitar 3-4 bulan setelah tanam biji). Tiga sampai empat bulan setelah itu, bibit dapat dipindahkan ke polybag berukuran 20x30 cm.Tiga sampai empat bulat berikutnya bibit dipindah ke polybag ukuran 30x40 cm. Hal ini diperlukan karena polybagnya sudah tidak memadai lagi untuk perkembangan akarnya, sedangkan bibit masih belum siap ditanam. Akibat  makin  menyempitnya  ruang  tumbuh  akar,  kondisi  kesuburan  bibitnya  jadi menurun, bahkan setelah beberapa lama pertumbuhannya seolah-olah berhenti.


2. Cara penggantian polybag

·  Polybag lama disobek dengan silet atau pisau secara hati-hati agar media di dalamnya tida peca ata berhamburan.  Sebaikny polyba disira denga ai sebelum dilaksanakan pindah tanam, agar media lebih kompak/padat.

·  Polybag pen Pemeliharaan bibit

·  Penyemprotan dengan insektisida apabila terdapat hama. Biasanya hama yang menyerang tanaman  di  pembibitan  adalah  kutu  perisai, kutu  putih  dan  ulat  daun. Insektisida  yang digunakan, misalnya Supracide 25 WP, Decis 2,5 EC, Reagent 50 SC atau Decis 2.5 EC dengan konsentrasi 2 cc/l air.

·  Penyemprotan  dengan  fungisida  apabila  terdapat  serangan  penyakit. Biasanya  penyakit yang menyerang tanaman di pembibitan terutama yang disebabkan oleh Rhizoctonia sp, Phytophthora sp, Fusarium sp dan Phytium sp. Bibit yang terserang supaya tidak menular segera dipisahkan dari kelompok yang masih sehat, kemudian seluruh bibit disemprot dengan  Antracol 70 WP, Dithane M-45 80 WP dengan konsentrasi 2 cc/l atau 2 g/l air. Penyemprotan diulang seminggu sekali.

·  Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk daun seperti Atonik, Metalik atau Gandasil D dengan konsentrasi 2 cc/l air atau menggunakan pupuk NPK (15:15:15) dengan konsentrasi 1-2 g/l air. Pemberian pupuk ini dilakukan seminggu sekali. Selain itu pemupukan dapat juga diberikan melalui tanah dengan dosis 1-2 gram per tanaman yang dilakukan sebulan sekali.

·  Penyiraman bibit pada musim kemarau biasanya dilakukan setiap dua hari sekali, sedangkan pada musim hujan disesuaikan. Penyiraman bibit ini dilakukan dengan menggunakan gembor air.

·  Pengairan sistem genangan atau bahasa Jawanya  dilep apabila pembibitannya dilakukan dalam polybag  yang  ditaruh  di  sawah,  maka  cara  penyiramannya  dengan  menutup  saluran pembuangan  air, kemudian  air  dimasukkan  ke  areal  pembibitan  sampai  media  di  polybag menjadi basah. Pemasukan air ini sebaiknya dilakukan pada waktu sore/malam hari ketika suhu tanah tidak tinggi. Lama perendaman 1-2 jam dengan tinggi air cukup ¾ tinggi polybagnya.

·  Penyiangan  rumput  pengganggu  (gulma), karena  rumput  selalu  bersaing  dengan  bibit dalam pengambilan hara, ruang tempat tumbuh, air dan sinar matahari.

6. Pengepakan bibit

·  Untuk bibit yang dikirim dalam bentuk stump (cabutan), pengirimannya tidak ada masalah karena  beberapa  bibit  bisa  saja  dibungkus  dengan  batang  pisang  atau  bahan  lain  yang bersifat lembab, sehingga akarnya tidak kering, semisal bibit jeruk dan  jati.

·  Pengepaka bibi yan peka,  sepert bibi durian,  dapa dilakuka denga cara mengeluarkan setengah tanahnya, kemudian ditambahkan serbuk kelapa (cocopit). Untuk menghilangkan  stres, sebelum  diangkut  bibit  diletakkan  dahulu  di  bawah  naungan  dan disiram untuk adaptasi. Setelah satu minggu biasanya bibit sudah segar kembali dan dapat dipak dalam peti berventilasi untuk dikirim. Dengan cara pengepakan seperti ini, maka bibit dalam polybag yang semula beratnya 4-7 kg/bibit menjadi0,5-1 kg/bibit.

·  Mengeluarkan setengah tanahnya dan ditambah dengan gel (Agrosoft), kemudian polybag diikat. Keadaan ini membuat bibit mampu bertahan sampai 4-7 hari tanpa penyiraman

·  Pengepakan tanpa mengurangi media tanam, biasanya untuk angkutan darat.

II. BIBIT UNGGUL



A. Bibit unggul

·  Bibi unggu adala tanama mud yan memilik sifa unggu yait mampu menunjukkan sifat asli induknya dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, serta tidak mengandung hama dan penyakit.

·  Pada tanaman buah sifat unggul ini terutama nilai dari kualitas buahnya. Bila semakin banyak sifat yang disukai konsumen terkumpul dalam satu buah, maka semakin tinggi pula nilai ekonomi (harga) buah tersebut. Buah demikian dapat digolongkan sebagai buah unggul.

·  Untuk  itu  dapat  diambil  contoh  cara  menilai  buah  durian  berdasarkan  kriteria penampilan buah dan sifat buah yang disukai konsumen, sehingga diperoleh suatu daftar kriteria  penilaian buah  durian unggul.

a. Kelompok sifat utama

1. Rasa daging buah       : manis berlemak, diutamakan dengan rasa khas

2. Ketebalan daging        : tebal

3. Ukuran biji    : kecil atau sekurang-kurangnya kempes

4. Warna daging : kuning sampai jingga

5. Kadar air daging         : sedikit (kering)

6. Tekstur daging           : halus, sedikit berserat

7. Ukuran buah : besar

8. Aroma           : kuat merangsang

9. Kulit buah     : tipis dan mudah dibuka bila buah sudah masak

10. Jumlah juring           : 5-6 juring sempurna b. Kelompok sifat menunjang :

1. Struktur pohon kokoh, percabangan merata/simetris, tajuk bulat.

2. Produksi buah tinggi dan stabil setiap tahun, diutamakan yang panen buahnya pada awal atau akhir musim.

3. Tahan terhadap hama penggerek dan beberapa jenis cendawan.

4. Mudah diperbanyak secara vegetatif.

5. Pertumbuhan cepat dan responsif terhadap kultur teknis budi daya (pemupukan, pengairan).

·  Apabila minimal terpenuhi 70 % sifat unggul dari daftar diatas maka buah atau bibit durian tersebut tergolong jenis unggul. Bila tidak memenuhi 70% persyaratan diatas, maka buah durian demikian tergolong buah yang biasa saja.

·  Cara penilaian seperti ini dapat dipakai untuk menilai jenis buah lainnya. Namun perlu mengadakan perubahan kriteria tertentu agar sesuai dengan sifat masing-masing jenis buah. Untuk lebih detailnya gganti diisi media tumbuh yang baru, sampai seperempat bagian dari volume polybag.

·  Setelah  itu,  media  lama  yang  menyelubungi  perakaran  bibit  dikurangi  sedikit  dan perakaran  yang  sudah  mati  atau  mengering  dipotong  dengan  gunting  setek, kemudian bibit dimasukkan ke dalam polybag pengganti.

·  Bibit diatur agar letaknya tepat di tengah polybag, kemudian media tumbuh yang baru dimasukkan ke dalam polybag sampai hampir menyentuh bibir polybag pengganti.

·  Bibit  dalam  polybag  baru  disiram  sampai  cukup  basah  agar  media  tumbuh  yang  baru dimasukkan memadat, sehingga kedudukan bibit menjadi kuat.

 




Tidak ada komentar: